seorang gigolo yang perkasa mampu melayani 3 tante sekaligus di dalam mobil pada hari itu juga. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini. Perkenalkan nаmаku Radhit usiaku 23 tahun, dan asalku dari pulau Sumatra. Dikota metropolitan (Jakarta) memanglah sanagta sulit mencari perkerjaan, semenjak aku lulus SMA
Seperti sudah menjadi ritual di hari Minggu, pagi itu aku bersama Winnie menyaksikan acara gosip di ruang keluarga. Ketika sedang serius menonton, tiba-tiba Dewi adik bungsuku muncul. Lalu dengan gayanya yang cuek dia ikut duduk di antara aku dan Winnie.“Aduuh! Sempit nih De!! Lagian ngapain sih pake ikut-ikutan segala!?” protes Winnie karena acara menontonnya jadi saja aku tertawa melihat Winnie yang marah- marah sedangkan Dewi tidak menghiraukannya sama sekali.“Teh, jalan-jalan ke ITC yuk! Ibu juga mau tuh.” ajak Dewi dengan ceria.“Boleh aja. Tapi Dewi beliin Teteh baju yah.” candaku.“Yeee.!! Ada juga Teteh tuh yang baru gajian beliin Dewi!” kata Dewi sambil menjulurkan yang tanpa sengaja menyaksikan tingkah laku anak- anak gadisnya hanya dapat tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Ya udah. Nanti biar Ibu yang beliin baju buat Dewi pada siap-siap sana.” ujar Ibu pada kami.“Asyiiik!! Emang Ibu paling baik sedunia deh.!” teriak Dewi kegirangan sambil masuk ke kamarnya kemudian disusul oleh Winnie yang masih terlihat malas untuk beranjak dari duduknya.“Teteh bangunin Amar dulu sana. Nanti takut kesiangan jalannya.” lanjut Ibu ketika aku baru saja hendak masuk ke dalam kamar.“Iya Bu.” jawabku lalu segera berbalik untuk menuju ke kamar adik laki-lakiku.“Tok. Tok. Tok. Maaar!! Amaaaar.!! Bangun Maaaar.!!” aku mengetuk pintu kamar adikku dari luar dengan cukup keras sambil meneriakkan lama aku berusaha membangunkan adikku, namun belum juga terdengar sahutannya dari dalam. Akhirnya aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar adikku karena pintunya juga tidak dalam keadaan di dalam aku mendapati adikku sedang tertidur pulas dengan posisi terlentang. Aku menggoyang- goyangkan tubuhnya, namun tetap saja belum ada sedikitpun tanda-tanda dia akan terbangun.“Pasti si Amar pulang pagi lagi deh makanya nyenyak banget tidurnya.” keluhku dalam saat aku terus berusaha membangunkan adikku, tanpa sengaja aku melihat penisnya sedang tegak berdiri di balik celananya. Tiba-tiba muncul pikiran isengku untuk membuat adikku terbangun dari tidur pulasnya. Aku kemudian bangkit dari tepi ranjang lalu menuju pintu kamar untuk menutup serta menguncinya. Setelah yakin keadaan telah aman, dengan perlahan aku menurunkan celana pendek beserta celana dalam milik yang panjang dan kurus itu kini sudah keluar dari sarangnya. Tanpa ragu lagi aku segera mengocok penisnya dengan perlahan-lahan.“Eeeehmmm. Teeeeeh. Teeteeeeh. Eeehmmm.” di dalam tidurnya adikku mendesah sambil menyebut-nyebut namaku saat aku sedang menaik-turunkan penisnya.“Si Amar pasti lagi ngimpiin aku yang nggak-nggak deh.” pikirku yang sempat menyangka kalau Amar sudah tersadar dari igauan adikku tadi membuat aku jadi semakin semangat untuk mengocok penisnya dengan lebih cepat sampai 5 menit kemudian, penis milik adikku menyemprotkan spermanya dalam jumlah banyak ke tanganku bahkan hingga menetes ke paha serta tempat tidurnya. Dengan sangat bernafsu aku pun menjilati sperma adikku yang masih menempel di tangan.“Mmmmm. Enak banget rasa spermanya Amar.” aku menggumam pelan sambil menikmati rasa sperma selesai aku pun kembali merapihkan celana adikku seperti keadaan semula. Tidak berapa lama setelah itu dia pun membuka matanya. Wajah adikku terlihat sedikit terkejut melihat kehadiranku yang sudah berada di sebelahnya.“Eh, Te-teteh. Masa barusan Amar ngimpi ngentot sama Teteh.” kata adikku dengan polos sambil mengucek- ngucek matanya.“Dasar kamu Mar.!! Makanya kalo tidur jangan ngimpi yang nggak-nggak tuh.!” jawabku sambil menahan senyum mendengar ucapan adikku.“Abisnya Amar udah lama banget sih nggak ngentot sama Teteh. Sampe celana Amar basah kayak gini.!” kata adikku sambil menunjuk ke arah celananya.“Udah deh Mar nggak usah bahas itu lagi. Mendingan Amar sekarang mandi aja sana. Terus anterin belanja ke ITC yah.” kataku yang tetap merahasiakan kejadian sebenarnya.“Iya deh Teh.” jawab adikku ketika aku sudah beranjak untuk keluar dari selesai bersiap-siap aku pun menuju mobilku yang diparkir di depan rumah. Aku mengambil duduk di sebelah adik laki-lakiku yang bertugas menjadi supir karena seperti biasa Ayah jarang mau ikut apabila diajak pergi ke Mal.“Hari ini Teteh cantik banget sih.” bisik adikku yang terus menatapku dengan pandangan kagum walaupun saat itu aku hanya memakai kaos putih berkerah dan celana jins ketat warna biru.“Kakak sendiri kok digombalin sih.” kataku dalam hati namun tetap saja pujian tersebut membuat aku jadi tersipu kami semua sudah berada di dalam mobil, akhirnya kami pun berangkat. Selama di perjalanan pikiranku selalu menerawang bayangan-bayangan imajinasi liar untuk melakukan persetubuhan dengan adik laki-lakiku seperti yang dulu sering kami lakukan.“Aku jadi pengen bersetubuh sama Amar lagi deh. Mungkin untuk terakhir kalinya.” keinginanku untuk melakukan hal tersebut semakin kuat karena aku juga yakin kalau adikku ingin melakukan hal yang beberapa bulan lalu kami berdua sepakat tidak akan pernah lagi melakukan perbuatan terlarang tersebut, dikarenakan aku dan pacarku telah merencanakan untuk melangsungkan pernikahan kami tahun aku masih teringat akan janji kami itu, namun tetap saja aku tidak dapat menghilangkan pikiran tersebut, apalagi ditambah kenyataan kalau tadi pagi aku baru saja merasakan sperma milik adikku.“Lagi mikirin apa sih Teh? Kok dari tadi diem aja sih?” tanya adik laki-lakiku memecahkan lamunanku.“Ng-nggak kok Mar. Cuma lagi kepikiran kerjaan aja.” jawabku berbohong.“Oh gitu? Tapi kalo Teteh mau cerita, Amar mau kok ngedengerin.” sambungnya lagi.“Makasih ya Mar. Sekarang Amar konsen nyetir aja sana! Entar nabrak lagi.” kataku tersadar kalau percakapan aku dengan Amar tadi dapat terdengar oleh Ibu serta adik-adik perempuanku, maka aku segera menoleh ke bangku belakang. Perasaanku sungguh lega karena ternyata aku mendapati mereka bertiga sedang tertidur lelap.“Untung aja. Jadi mereka nggak denger obrolan aku sama Amar barusan.” karena aku takut kalau Ibu mendengar percakapan kami tadi beliau akan menjadi kuatir menempuh sekitar 1 jam perjalanan kami pun akhirnya tiba. Seperti halnya pada hari-hari libur, di depan jalan sudah penuh dengan mobil yang antri agar mendapatkan parkir di dalam gedung. Karena takut membuang waktu terlalu lama, Amar menyuruh kami semua untuk turun di depan lobi utama, kemudian nanti dia akan menyusul ke dalam.“Bu, Teteh nemenin Amar nyari parkir aja deh. Kasihan Amar. Entar nyasar lagi! Ibu, Winnie sama Dewi duluan aja.” kataku yang melihat ini adalah kesempatan untuk dapat berdua saja dengan adik mereka tidak curiga dengan permintaanku karena alasan yang aku berikan cukup masuk ini memang lebih sering aku datangi bersama pacarku bila dibandingkan oleh Amar yang baru beberapa kali saja. Akhirnya kami janjian untuk bertemu di Food Court karena Winnie dan Dewi sudah kelaparan.“Teteh baik banget sih pake nemenin Amar segala.” kata Amar ketika sedang mencari tempat parkir yang kosong.“Nanti juga Amar tau kok kenapa Teteh mau nemenin.” kataku sambil tersenyum penuh arti yang membuat wajah adikku jadi terlihat mendapati setiap lantai sudah terisi penuh, maka kami terus mencari parkir hingga ke tingkat paling sampai di sana, aku melihat kondisi pelataran parkir tersebut sangatlah sepi, paling hanya diisi sekitar 10 mobil saja. Mungkin karena banyak orang yang malas untuk parkir hingga ke lantai atas, sehingga mereka lebih memilih untuk parkir di luar gedung saja. Namun sungguh kebetulan karena memang suasana seperti inilah yang aku harapkan.“Mar, parkir di sana aja tuh.” aku menunjuk sebuah tempat kosong yang berada di sudut dan jauh dari mobil- mobil segera adikku mengarahkan mobil kami untuk menuju tempat yang aku tunjuk tadi. Tempat tersebut ternyata cukup gelap karena tidak terlalu terjangkau oleh sinar matahari maupun lampu penerangan, dikarenakan tempatnya yang memang cukup terpencil.“Mar. Teteh jujur aja kalo sebenarnya Teteh masih sering kepikiran tentang kita.” kataku setelah Amar selesai parkir dan mematikan mesin mobil.“Maksudnya Teteh apa sih?” tanya adikku yang sepertinya memang belum mengerti apa maksud perkataanku.“Eeemm. Teteh pengen gituan lagi sama Amar.” jawabku terus terang.“E-eh. Te-teteh serius nih?” adikku bertanya dengan adikku tadi hanya aku jawab dengan anggukan lalu secara perlahan-lahan aku mulai mendekatkan wajahku ke arahnya. Aku dapat merasakan hembusan nafas adikku yang memburu di wajahku. Kemudian aku lingkarkan tanganku pada lehernya dan bibir kami mulai saling bertemu. Aku mengeluarkan lidah menjilati bibirnya, adikku juga ikut mengeluarkan lidahnya untuk membalas kami semakin panas seiring dengan gairah yang membara di dalam diri kami. Suara-suara kecupan bercampur dengan erangan tertahan ditambah oleh nafas kami yang semakin tidak adikku kini merambat turun hingga ke leher mulusku, kemudian dengan bibir serta lidahnya dia mencium dan menjilat dengan penuh nafsu. Sambil terus menciumi leherku, tangan adikku meremas-remas payudaraku yang masih terbungkus pakaian lengkap.“Eeeemmmhhh.” desahku sangat puas dengan hanya memegang payudaraku dari luar saja, tangan adikku mulai menarik ujung kerah bajuku ke atas hingga akhirnya terlepas seluruhnya. Kini bra milikku yang berwarna pink dan perutku yang mulus jadi terlihat. Dengan cepat kedua tangan adikku meraih tali bra tersebut, kemudian dia membuka kaitannya hingga kini payudaraku sudah tidak tertutup apa-apa payudaraku tidak besar bentuknya, namun tetap saja menantang untuk diraba dan diremas oleh siapapun yang melihatnya. Sementara kedua putingku yang berwarna kecoklatan nampak nikmat untuk tangan adikku kini memegang masing-masing buah dadaku. Kemudian aku pun mulai memejamkan mata karena ingin lebih menghayati dan menikmati rabaan dan remasan adikku sehingga dia pun juga semakin adikku meremas-remas kedua payudaraku sambil memilin kedua putingnya dengan jari-jarinya yang panjang hingga membuatnya semakin tegang. Tampak putingku yang kecoklatan sudah sangat mengeras akibat ulah adikku.“Oooooooh. Ooooohhhh. Aaaaaaaaaah.” aku merintih tidak tidak tahu persis berapa lama buah dadaku menjadi bulan-bulanan adikku. Namun yang aku sadari hanya darahku semakin berdesir ketika adikku kini mulai menyedot-nyedot puting payudaraku. Aku yang merasa semakin terangsang hanya dapat menggunakan kedua tanganku untuk mengelus-elus kepala adikku yang sedang menghisap payudaraku. Tubuhku bergetar hebat merasakan payudaraku dihisap habis oleh adikku.“Aaaaaghhh. Amaaar. Teeruuuuus.” aku melenguh ketika dengan semakin rakus adikku melumat adikku ternyata tidak tinggal diam, sambil terus melumat payudaraku tangannya memainkan vaginaku yang masih tertutup dengan celana jeans.“Mar. Teteh pengen isepin penis Amar sekarang.” aku berkata pelan sambil menatap saja mendengar permintaanku tanpa pikir panjang lagi adikku langsung melucuti celananya sendiri hingga kini terpampang jelas penisnya sudah tegak berdiri seperti tiang bendera.“Kok udah tegang kayak gitu aja sih Mar? Pasti Amar udah nggak tahan ya?” tanyaku dengan nada menggoda.“I-iyaa Teh.! Abis udah lama banget nggak pernah disepong sama Teteh lagi.” jawab adikku dengan wajah rasa canggung dan ragu, akupun memegang dan mengocok perlahan penis adikku. Nafsu birahiku sepertinya sudah menguasai diriku sampai aku lupa bahwa sekarang kami berdua sedang melakukan hal ini di dalam parkiran mobil yang sewaktu-waktu bisa saja ada satpam atau orang lain yang datang memergoki kami.Pleeekhh. Pleeekk. Pleeekkk.’ terdengar suara kocokan tanganku pada batang penis Amar yang semakin menegang saja.“Uuuuuuugghhh. Teeeeeh.!!” Amar melenguh-lenguh ketika aku bermain pada penisnya.“Teeeh. Amaaar nyalain AC dulu yaaah. Jadi panaaass nih!” kata adikku yang memang dahinya sudah tampak penuh dengan hanya mengangguk lalu menghentikan kocokanku tanpa menjawab pertanyaan adikku terlebih tidak mau kehilangan waktu sedikitpun, dengan terburu-buru adikku memutar kunci mobil yang masih menempel pada kontak, kemudian segera menyalakan saat jeda itu aku baru tersadar kalau ternyata tubuhku juga sudah basah oleh keringat.“Lanjutin lagi dong Teh.! Udah nggak tahan nih.!” pinta Amar setelah udara di dalam mobil menjadi lebih langsung meraih penis tersebut dan berkata “Amar udah siap diisepin sama Teteh?” Tanpa perlu menunggu jawaban dari adikku terlebih dahulu, aku pun langsung memasukan penis tersebut ke dalam mulut.“Mmmmmmhh.” aku dengan cepat mengulum dan memainkan lidahku pada penis Amar.“Aggghhh.!! Iseeep teruuus Teeeeehh.!! Iyaaaah. Eenaaak bangeeeeet.!!” kata adikku yang kini mendesah dan mengerang keenakan menikmati apa yang aku lakukan pada tercium bau keringat dari penis adikku sehingga aku harus sedikit menahan nafas. Namun aku terus saja memasukkannya lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menghisap, terkadang tanganku juga turut aktif mengocok penisnya.“Aaaaahh. Teteeeeh makiin jagooo ajaaaa nyepongnyaaaaa.!!” ceracau adikku karena saat itu aku memang mengeluarkan semua teknik tangan adikku membelai rambutku dengan lembut selagi aku terus berusaha membuat penisnya semakin menegang. Sesekali aku menatap nakal pada adikku, agar dia semakin terangsang. Tidak lama kemudian tangan adikku mulai bergerak untuk meraba-raba kedua payudaraku selagi aku sedang menikmati penisnya.“Mmmhh. Slurrrp. Mmmmhh.” tentu saja saat ini aku tidak bisa bebas mendesah ketika kurasakan tangan adikku semakin kencang meremas dadaku.“Mmmmh. Aaaaaaahh. Maaaar.!!” karena tidak kuat lagi akhirnya aku mendesah hingga untuk sesaat penis adikku terlepas dari kulumanku.“Kok berhenti sih Teh? Terusin lagi dong. Enak banget sepongannya Teteh!” dengan kurang ajar adikku menjejalkan penisnya ke dalam mulutku.“Mmmppph.” aku merintih tertahan lalu melanjutkan hisapanku yang sempat tertunda.“Oooooooh. Teteeeeeeeeh.!!” adikku mulai menjambak rambutku dengan kencang karena mungkin dia tidak mampu menahan kenikmatan yang adikku itu kujilat memutar, lalu kepala penisnya kuhisap kuat-kuat dan beberapa saat kemudian penis itu kembali kucelupkan ke dalam kuluman mulutku. Namun karena tangan adikku masih saja terus-terusan bermain pada kedua payudaraku, maka beberapa kali aku melenguh tertahan karena mulutku penuh dengan karena adikku tidak mau cepat-cepat mengalami ejakulasi dia berkata “Udah dulu Teh.! Sekarang giliran Amar yang muasin Teteh yah.” sambil menarik pelan kepalaku hingga hisapanku pada penisnya aku membuka celana panjang dan menurunkan celana dalamku yang juga berwarna pink. Sehingga sekarang terlihatlah vaginaku yang tanpa dihiasi bulu sedikitpun. Adikku memperhatikan sejenak kemaluanku sambil mengelus pelan bibir bagian luarnya.“Memek Teteh masih rapet aja.” adikku terkagum-kagum walaupun ini bukan pertama kalinya dia memegang dengan tidak sabar jari-jari tangannya membelai kemaluanku yang memang tampak menggoda. Dua jarinya kemudian masuk ke dalam dan mengelus-elus dinding vaginaku sekaligus mencari klitorisku. Ketika menemukan titik rangsangan itu, adikku semakin gencar memainkan benda tersebut sehingga tubuhku semakin tidak terkendali dan terus menggeliat-geliat.“Aaaaaaaaaahh.” aku mendesah-desah karena jari adikku terus menyentuh bagian AC di dalam mobil menyala cukup dingin, namun butir-butir keringat seperti embun semakin membanjiri wajah dan tubuhku yang menandakan betapa terangsangnya aku. Supaya lebih memudahkan Amar, aku kemudian mengangkat paha sebelah kananku hingga berada di bangku yang sedang diduduki adikku hingga kini aku berada dalam posisi kedua jarinya, adikku membuka bibir vaginaku sehingga udara dingin dari AC menerpanya dan membuatku semakin merinding. Tubuhku semakin bergetar ketika dengan penuh nafsu Amar mulai membenamkan wajahnya dan menjilat-jilat vaginaku.“Oooohhh. Teruuuuushhh Maaar!! Enaaaaak.” aku berteriak-teriak menikmati jilatan yang sekarang sudah jauh lebih berpengalaman, memainkan lidahnya dengan jitu pada klitorisku, sedangkan jari tengahnya menerobos lubang vaginaku. Jendela mobil yang dalam keadaan tertutup rapat membuat aroma khas dari vaginaku segera menyebar di dalam mobil yang justru membuat adikku semakin bernafsu memainkan lidahnya.“Eenngghh. Teruuuuus Maar.!!” aku menggeliat merasakan lidah adikku bergerak liar merangsang setiap titik peka pada sungguh menikmati permainan jilatan dari adikku hingga otot vaginaku semakin menegang. Birahiku pun semakin memuncak yang berakibat tubuhku menggelinjang hebat.“Aaaaah. Amaaaaar.!! Teteeeeh keluaaaaaaar.!!” aku mengerang panjang karena merasakan nikmat yang tidak dapat dilukiskan dengan lidah dan tangan adikku akhirnya membuatku mencapai orgasme yang pertama. Tubuhku mengejang luar biasa hebat! Dengan tangan kiri aku meremas-remas payudaraku sendiri dan tangan kananku menekan kepala adikku agar lebih terbenam lagi di selangkanganku. Aku merasakan vaginaku dihisap kuat oleh adikku dan dengan rakusnya dia melahap setiap tetes cairan yang terus mengalir dari sana.“Aaaaah.!! U-udaaaah Maaar.! Teteeeh udaah nggaak kuaaat lagiiii.!!” aku memohon agar adikku menghentikan jilatan dan hisapannya pada memperdulikan permintaanku, adikku terus melumat kemaluanku dengan rakusnya. Lidahnya menyapu seluruh pelosok vaginaku dari bibirnya, klitorisnya hingga ke dinding bagian dalamnya. Namun perbuatannya itu memang memberikan sensasi yang luar biasa. Aku benar-benar telah lepas kontrol dan mataku menjadi merem-melek dibuatnya. Setelah menyantap cairan cintaku hingga benar-benar habis barulah adikku menghentikan hisapannya.“Dasaaar. Heeeh. Kamuuu nakaaal Maar.!! Heeeh. Heeeeh.” kataku dengan nafas terengah-engah.“Tapi Teteh suka kan?” tanya adikku yang di pinggir mulutnya masih tampak lengket dengan cairan dapat berkata apa-apa, aku menganggukkan kepala tanda setuju sambil tersenyum puas. Seperti tidak mau memberi kesempatan bagiku untuk beristirahat, adikku mencium lagi bibirku yang juga kubalas dengan tidak kalah bernafsu. Selagi kami berciuman aku dapat mencium aroma tajam dari cairan vaginaku yang melekat pada mulutnya.“Mar. Masukin penis kamu ke vagina Teteh dong. Teteh udah nggak tahan.” aku berkata mesra di telinganya setelah tenagaku pulih kembali.“Ayo Teh! Tapi biar lebih enak kita pindah ke bangku belakang aja yah.” ajak adikku dengan penuh aku berpikir kalau benar juga apa yang dikatakan oleh adikku tadi, aku pun menuruti perintahnya untuk berpindah ke bangku belakang lalu mengambil posisi tiduran. Sedangkan adikku yang masih berada di bangkunya, terlihat sedang sibuk membuka bajunya hingga akhirnya kami berdua sudah dalam keadaan telanjang bulat. Setelah itu adikku ikut menyusul ke belakang.“Jangan kasar-kasar yah Mar.” pintaku.“Iyaaa Teh.” jawab adikku ketika sedang berusaha memasukkan melebarkan kedua pahaku lalu mengarahkan penis panjangnya di antara vaginaku. Bibir vaginaku jadi ikut terbuka siap untuk menyambut penis yang akan memasukinya. Namun di luar dugaan adikku tidak langsung mencoblosku, melainkan sengaja dia gesek-gesekkan terlebih dahulu kepala penisnya pada bibir luar vaginaku agar semakin memancing birahiku.“Masukiiiin sekaraaaaang Maaar.!!” karena sudah tidak sabar ingin segera dicoblos aku pun meraih batang penis milik adikku yang sudah tegang dan keras sekali lalu membimbingnya untuk masuk ke dalam vaginaku.“Uuughhh. Peniiis Amaaaar enaaaak bangeeet.!!” kataku setelah merasakan penis adikku yang kini hampir memenuhi seluruh rongga vaginaku.“Memeeek Teteeeeh jugaa nikmaaat desah perlahan adikku mulai menggenjot vaginaku yang sudah mulai basah lagi. Kami berdua sama-sama saling melampiaskan hasrat dan nafsu yang begitu menggebu- gebu. Saat melakukan persetubuhan aku sempat berpikir ada untungnya juga kami parkir di lantai yang sepi dan letaknya cukup jauh dari mobil-mobil lain, kalau tidak tentu goyangan-goyangan dari dalam mobil ini pasti akan mengundang kecurigaan.“Aaaaaaakkhh.” erangku sambil mengepalkan tangan erat-erat saat penis adikku sudah masuk seluruhnya ke dalam adikku menarik penisnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan vaginaku yang bergerinjal-gerinjal itu. Aku juga ikut menggoyangkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi hentakan penisnya. Ternyata gerakanku tadi membuat sodokan adikku semakin lama semakin kencang saja.“Aaaauuuuuuhhh.!!” aku menjerit lebih keras akibat hentakan keras dari penis adikku pada lubang selama adikku menyetubuhiku tubuhnya yang kurus terus bercucuran keringat. Beberapa menit kemudian adikku menurunkan tubuhnya hingga menyambutnya dengan pelukan erat, sementara kedua kakiku aku lingkarkan di pinggangnya. Adikku mendekatkan mulutnya ke leherku lalu di bawah sana penis adikku semakin gencar mengaduk-aduk vaginaku diselingi gerakan kami berdua sudah berlumuran keringat yang saling bercampur.“Aaaaaagh. Aaaaaah. Oooooh.” aku terus merintih karena merasa akan mengalami orgasme kembali.“Aaaahhh. Teteeeh keluaaar lagiiii Maaaaar.!! Oooohhhh.” aku melenguh panjang ketika aku orgasme untuk yang kedua keras tadi menandai orgasme dahsyat melandaku melebihi yang pertama tadi. Aku pun menjerit sejadi-jadinya, tidak peduli sedang dimana aku sekarang ini, untung mobil itu tertutup rapat dari dalam sehingga suaraku tidak akan terdengar sampai keluar.“Sekarang giliran Teteh yang di atas yah.” tanpa memberi aku waktu adikku merubah posisi kami sehingga kini aku berada di atas masih merasa sangat lelah akibat mengalami dua kali orgasme, namun tanganku tetap meraih penis Amar lalu mengarahkannya ke vaginaku.“Ooohh. Eenak bangeeet Mar!!” kepalaku menengadah sambil mengeluarkan desahan menggoda saat menurunkan tubuhku hingga penis adikku melesak masuk ke dalam vaginaku yang sudah basah.“Teteeeeh. Oooooohhh. Teteeeeeeeh.” Amar juga ikut mendesah sambil tidak henti-hentinya meneriakkan tangan adikku memegang sepasang payudara milikku dan meremasinya. Sesaat kemudian, aku sudah mulai menaik-turunkan tubuhku di atas penis adikku. Amar melenguh merasakan bibir vaginaku mengapit penisnya dan dinding-dinding bergerinjal di dalamnya menggeseki penisnya di dalam sana. Goyangan naik-turunku semakin liar dan desahanku pun semakin tak berada dalam posisi di atas, aku baru sempat memperhatikan dari dalam mobil kalau ternyata sudah cukup banyak mobil lain yang parkir di dekat tempat kami sekarang. Sebenarnya ada rasa ketakutan yang besar di dalam diriku apabila kami berdua sampai dipergoki oleh orang lain dalam keadaan seperti ini. Namun justru inilah sensasi dari melakukan seks di tempat yang berbahaya.“Aaaaahhh.” aku sungguh menikmati posisi tersebut dikarenakan penis adikku menancap lebih dalam pada mencondongkan badanku lebih ke depan sehingga payudara milikku mendekati wajah adikku, tanpa diminta dia langsung melumatnya. Tangan adikku juga ikut meremasi bongkahan payudaraku dan mulutnya menggigit-gigit kecil putingnya. Aku merasakan betapa liang kewanitaanku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap alat kejantanan adikku itu sedalam-dalamnya.Clep. Clep. Clep’ suara vaginaku yang sudah becek bergesekan dengan penis milik pelumas vaginaku keluar sangat banyak sehingga penis adikku semakin lancar keluar masuk penuh birahi aku terus menggenjot penis nakal adikku meraih payudara serta pantat mungilku lalu meremas-remasnya dengan gemas.“Ooohh. Memeeeek Teteeeeh. Sempiiit bangeeeeet.!! Enaknyaaaa.!!” adikku terus memuji lama aku menaik-turunkan tubuhku dengan liar dalam posisi di atas hingga akhirnya tubuhku dirasakan semakin mengejang. Gelombang kenikmatan itu menyebar ke seluruh tubuh menyebabkan tubuhku berkelejotan dan mulutku mengeluarkan erangan panjang. Hanya dalam waktu kurang dari 15 menit aku menggoyangkan tubuhku di atas adikku, aku pun mengalami orgasme untuk yang ketiga kalinya! “Aaaaaaaah. Teteeeeh mauuuu keluaaaaar lagiiii. Aku melenguh panjang meresapi kenikmatan yang melanda tubuhku.“Amaaaar jugaaa udaaah mau keluaaar Teeeh.!!” teriak adikku yang akhirnya hampir mencapai klimaks.Croooot. Croooot. Croooot.’ tidak lama kemudian akhirnya terdengar suara sperma adikku yang mengisi penuh rahimku dalam waktu yang sangat itu alat kejantanan adikku tetap aku biarkan terbenam sedalam-dalamnya di liang kewanitaanku sehingga seluruh cairan birahinya terhisap di dalam tubuhku sampai tetes terakhir. Aku memang sengaja berusaha menjepit penisnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam sungguh mengagumi keperkasaan adikku yang mampu membuatku mencapai orgasme hingga beberapa kali. Selanjutnya kami hanya bisa terhempas kelelahan di jok belakang itu dengan tubuh bugil kami yang penuh oleh keringat. Kami berdua berpelukan mesra menikmati sisa- sisa kenikmatan. Nafas kami saling memburu hingga akhirnya mulai normal lagi setelah beberapa menit beristirahat.“Amar hebat banget sih.! Masa Teteh udah keluar sampe tiga kali, Amar baru sekali.” pujiku sambil mengecup mesra bibir adikku.“Berarti nggak percuma dong Amar sering ngentot sama cewek Amar.” katanya terus saja aku sedikit tidak rela kalau adikku bersetubuh dengan wanita lain selain diriku. Namun aku pun harus belajar menerima semua itu, karena aku pun juga tidak setia dengannya. Tidak lama kemudian adikku kembali melumat bibirku dengan lebih lama dan bergairah. Lidah kami saling beradu dan saling hisap dengan sangat terus berciuman, tangan kurus adikku tidak henti- hentinya menjelajahi seluruh tubuhku. Sentuhan demi sentuhan adikku kembali menaikkan gaya nakal aku mendorong dada adikku hingga dia kini kembali berada dalam posisi telentang. Aku menaiki wajah Amar kemudian menggeser tubuhku hingga penisnya berada di atas mulutku, sementara itu mulut adikku juga tepat di bawah vaginaku.“Jilatin vagina Teteh yah Mar. Puasin Teee. Aaaaahhh!” sebelum sempat menyelesaikan kata-kataku lidah adikku sudah lebih dulu menyapu bibir membalasnya dengan menjilati kepala penis adikku yang sudah tampak licin dan berwarna kehitaman. Lidahku menjilati bagian yang disunat tersebut beserta lubang penisnya. Aksiku itu membuat tubuh adikku menjadi bergetar dan mulutnya mengeluarkan lenguhan birahiku yang naik semakin tinggi, tentu saja aku semakin bersemangat mengoral penis milik adikku. Aku hisap benda itu kuat-kuat hingga pipiku sampai terlihat cekung menghisapi penis tersebut. Tanganku yang halus juga ikut memijati buah zakar adikku sehingga pasti menambah kenikmatan baginya. Jari-jari adikku pun ikut menusuk-nusuk hingga vaginaku semakin basah saja bergoyang dengan liar akibat ulah adikku yang dengan sangat cekatan menjilati vaginaku yang kini telah banjir. Adikku juga terlihat semakin bersemangat menghisap-hisap dan menjilati klitorisku. Tidak mau terus kalah dengan Amar, aku semakin berusaha mengeluarkan kemampuan dalam menjilat dan menyedot-nyedot penis miliknya hingga dia merasakan kenikmatan yang luar adikku tetap tidak ingin kalah dengan mengalami orgasme terlebih dahulu. Sehingga kami berdua kini saling berlomba merangsang satu sama lain dan tinggal menunggu saja siapa yang tidak kuat bertahan.“Teteeeeh nggaaaak kuaaaaaaat lagiiiii.!! Aaaaahhhhhhh.!!” lagi-lagi akulah yang menjadi pecundang karena sudah tidak tahan lagi dirangsang sedemikian rupa oleh ini aku bahkan mengalami orgasme yang sungguh luar biasa! Saat itu aku sama sekali tidak ingat lagi dengan keadaan sekitar sehingga aku meracau tidak karuan sambil berteriak-teriak dengan keras. Sementara itu vaginaku mengeluarkan cairan yang sangat banyak hingga membuat wajah adikku jadi basah terus-menerus merangsang titik-titik sensitif pada daerah vaginaku hingga membuat tubuhku semakin berapa lama setelah aku mengalami orgasme, adikku sudah mulai terlihat tidak tahan lagi dengan perlakuanku pada penisnya. Apalagi mulutku terus melakukan hisapan secara akhirnya Croooott. Croootttt. Croooott.’ sperma adikku yang hangat, kental serta memiliki bau yang khas, keluar dengan sangat banyak ke dalam mulut mungilku.“Ooooohh. Sedoot teruus Teeeh!! Enaaaak. Teleeen pejuuu Amaaar semuanyaaaa.!!” perintah adikku agar menelan seluruh sperma yang dikeluarkan dari penisnya dengan mulutku sampai betul-betul selesai meminum sperma adikku yang terasa sangat nikmat di mulut, aku pun meraih batang penisnya lalu menghirup dalam-dalam aroma spermanya. Dengan perlahan aku menjilati sisa sperma adikku yang masih menempel hingga penisnya menjadi mengkilap dan licin kembali.“Emang paling mantep deh sepongannya Teteh.!” kata adikku memuji tenaga kami sudah terasa habis, kami berdua hanya bisa menyenderkan tubuh di kursi belakang. Selama kami tersandar lemas di bangku belakang, suasana di dalam mobil menjadi hening. Hanya terdengar suara desah nafas dan juga suara tiupan AC mobil yang angin dinginnya menerpa tubuh telanjang kami berdua.“Ternyata mimpi Amar bener-bener jadi kenyataan.” kata adikku yang nampak tersenyum layaknya sepasang kekasih, aku menyandarkan kepalaku di pundak Amar sambil memeluk badannya yang kurus. Kemudian kami berciuman kembali sambil saling menggoda dan bercanda menikmati saat-saat terakhir sebelum akhirnya berbenah diri.“Aduh Mar!! Kita udah satu jam lebih nih.! Nanti bilang apa ke Ibu?” aku berteriak kaget ketika melihat ke arah jam tanganku.“Tenang aja Teh! Bilang aja nyari parkirnya susah, terus Teteh bilang aja sekalian liat-liat baju.” jawab adikku dengan santainya.“Iiih. Amar emang pinter banget deh kalo nyari alesan.!” kataku sambil mencubit pelan kembali berpakaian lengkap akhirnya kami pun segera keluar dari mobil dan menuju ke Food Court tempat Ibu dan adik-adikku yang lain menunggu. Ternyata alasan yang disarankan Amar tadi benar-benar membuat mereka percaya begitu sudah merasa sangat lapar dan lelah akibat saling melepas birahi di mobil tadi, akhirnya aku dan Amar langsung memesan makanan sebelum kami semua melanjutkan perjalanan untuk hari ini menjadi belanja paling melelahkan bagiku. Bahkan aku sempat tertidur di mobil cukup lama dalam perjalanan pulang ke dalam hati kecilku, aku merasa yakin kalau setelah kejadian ini aku dan adik laki-lakiku akan tetap melanjutkan hubungan terlarang ini setiap kali ada tidak tertutup kemungkinan kami melakukannya setelah aku menikah dengan pacarku nanti.
Malamitu hanya tinggal beberapa kendaraan saja di tempat parkir itu. Terdengar bunyi sirine pendek saat kutekan remote mobilku. Akupun membuka pintu mobil dan berpamitan padanya. Ketika aku menutup pintu, tiba-tiba aku dikejutkan oleh Dimas yang membuka pintu sebelah dan ikut masuk ke mobilku.
Cerita Sex – setelah sebelumnya ada kisah Cerita Tante Menggoda Anak Laki Laki Tetangga, kini ada cerita Making Love Dengan Gadis SMA di Dalam Mobil. selamat membaca dan menikmati sajian khusus bacaan terbaru cerita sex bergambar yang hot dan di jamin seru meningkatkan nafsu birahi seks ngentot. Cerita ini bemula ketika aku ingin menjemput pacarku pulang sekolah, tubuhnya seksi membuatku pengen ngesex setiap hari denganya. Anita atau panggilannya Nita, gadis berkulit putih, tinggi 168 cm, berat 52 kg dan ukuran payudaranya saya perkirakan 36B, betul-betul anak SMU yang baru berkembang. Awal perkenalan saya dengan Nita, kami janji bertemu di rental internet favorit saya dekat mall. “Hallo.. Om yang namanya Abang?” tanya seorang gadis SMU pada saya. “Iya.. Anita ya?” tanya saya kembali padanya sambil memperhatikan wajahnya yang manis, rambut hitam lurus sebahu dan masih memakai seragam SMU-nya. “Lagi ngapain Om?” tanyanya sambil duduk di kursi sebelah saya. “panggil aja Abang ya” pintaku. “Ya, panggil juga saya dengan Nita” jawabnya sambil mepet melihat ke arah monitor komputer. “Okey, Nita bolos sekolah ya, jangan keserinngan bolos loh” nasehatku. “Enggak kok, wong nggak ada guru, lagi ada rapat tuch” Wangi juga bau parfumnya, mana rok abu-abunya span lagi, si boy jadi bangkit nich. Wah, kalo bisa making love sama Nita, asyik juga.. Huh dasar lagi mumet nich otak, maunya si boy saja. “Bang, Nita boleh tanya nggak?” “Boleh aja, Abang itu orangnya terbuka kok en’ fair, mau nanya apa?” “Kalo tamu ceweknya Abang ngajak jalan-jalan, bayar nggak?” “Oh itu, ya terserah ceweknya, pokoknya keliling Lombok ditanggung senang dech” “Masalah hotel, akomodasi dan lain-lain ditanggung tamu, gitu” “Kalo making love gimana?” tanya Nita antusias. “Kalo making love sich, terserah tamunya, kalo suka sama Abang, ayo aja” “Biasanya Abang selama ini dibayar berapa sich?” “Ya, kira-kira lima ratus ribu sampai satu jutaan” “Itu berapa hari?” “Terserah tamunya aja mau berapa hari, okey, puas?” “Mmh..” guman Nita seperti ingin menanyakan sesuatu tapi ragu-ragu. “Kalo Nita udah pernah dicium belum atau udah pernah making love?” tanyaku. “Ih, si Om nanyanya gitu” “Ah, nggak usah malu sama Abang, ceritain aja” “Belum sich Bang, cuma kalo nonton BF sering” “Jangan ditonton aja, praktek dong sama pacar” tantang saya sambil menepuk pundaknya. “Pacarnya Nita itu agak aneh kok” “Gimana kalo praktek sama Abang, ditanggung senang dan tidak bakalan hamil” “Hush, jangan aneh-aneh Bang, Nita udah punya pacar lho” “Nggak aneh kok, kalo praktek pacar-pacaran” rayu saya, sepertinya ada peluang nich. Saya harus merayunya supaya Nita tidak ragu-ragu lagi. “Iya sich, tapi..” jawabnya ragu-ragu. Setelah selesai membalas email yang masuk, saya berencana mengajak Nita ke pantai Senggigi, siapa tahu ada kesempatan, ya nggak pembaca. Ternyata Nita itu tinggal bersama ibunya yang masih berusia 47 tahun dan suaminya tugas keluar pulau selama beberapa bulan. “Mau nggak ke pantai jalan-jalan, tadi Nita naik apa?” “Naik mobil, pake mobil Nita aja” ajaknya bersemangat sambil menggandeng tangan saya seperti Om dan keponakannya. Cerita Sex Didalam Mobil Ternyata mobilnya memakai kaca rayban gelap dan ber-AC lagi, jadi siang itu kami meluncur ke pantai senggigi dan sebelumnya kami membeli beberapa camilan dan saya juga membeli kondom, biasa.. he.. he.. Nita menjalankan mobil dengan santai, tapi saya jadi tegang terutama si boy dan bukan mobilnya yang jalan santai yang membuat saya tegang, rok abu-abunya itu lho. Sudah span, pas duduk dalam mobil otomatis bertambah pendek saja hingga memperlihatkan setengah bagian pahanya yang putih mulus dan masih kencang. “Eh, Bang kok bengong, ngelamun jorok ya?” “Eh.. Eh.. Nggak juga” jawab saya tergagap-gagap. “Terus kenapa Nitatin pahanya Nita terus” “Badanmu itu bagus kok, rajin fitnes ya?” “Pasti, supaya badan Nita tetap fit dan seksi. Gimana, seksi nggak?” tanyanya tersenyum. “Seksi bo! Eh Nita parkir aja yang di pojok tuch” tunjukku pada sebuah pojokan, agak menjauh dari jalan raya dan terlindungi oleh pepohonan, asyik nih siapa tahu bisa indehoy. “Bagus juga tuch tempatnya” jawab Nita setuju sambil memarkirkan mobilnya hingga pas dengan lebatnya pepohonan, yang kalau dari jalan raya tidak kelihatan dan juga tempatnya sepi, jauh dari pemukiman dan lalu lalang orang, paling-paling orang yang berjalan di pantai, itupun agak samar-samar. Mudah-mudahan pembaca tidak bingung membayangkan ilustrasi tempat yang saya ceritakan. Setelah Nita parkir, kami saling curhat tentang masalah pribadi Nita yang belum pernah making love dan ibunya yang sering kesepian ditinggal suaminya pergi. “Ngomongnya nggak enak ya kalo kita berjauhan begini” “Maksud Abang..” “Nita duduk aja dekat Abang” “Tapi kursi itu kan cuma satu” “Ayo dong Nita, duduk sini kupangku” rayu saya sambil menarik tangan kanannya. “Malu ah, dilihat orang” jawabnya ragu-ragu sambil melihat ke arah pantai. “Berarti kalau nggak ada orang nggak malu dong” ujarku sambil menarik tangannya agar mendekat pada saya. “Ya.. Nggak gitu” jawabnya ragu-ragu. “Saya udah jinak kok apalagi si boy ini paling jinak” goda saya lagi sambil menunjuk kontol saya yang sudah agak menggembung. “Ih jorok ih” jawabnya tertawa pelan. “Mau nggak?” “Emm.. Bagaimana ya” “Mau dech..” dan akhirnya dengan paksaan sedikit dan si Nita yang ragu-ragu untuk duduk, saya berhasil menariknya bahkan Nita duduk dengan sedikit ragu. Saya pangku Nita sambil melihat kembali ke arah pantai. Posisi Nita yang saya pangku menyamping hingga kalau melihat ke pantai agak menoleh sedikit. Posisi itu sungguh enak dan kelihatan si Nita juga menikmatinya, kelihatan dari tangan kanannya yang melingkar pada bahu saya. “Oh ya, Abang mau nanya hal pribadi, boleh nggak?” “Boleh aja, Nita itu orangnya terbuka kok” jawabnya sambil menggeser pantatnya supaya tidak terlalu merosot. Wah si boy saya jadi berdiri gara-gara si Nita memperbaiki posisi duduknya hingga pantatnya yang semok semakin mepet sama si boy. Coba pembaca bayangkan seperti posisi saya saat ditemani cewek SMU berumur 18 tahun yang bongsor dan seksi, pasti si boy mau berontak keluar, so pasti coy. “Nita pernah nggak making love?” “Mmh.. Gimana ya” jawab Nita ragu-ragu sambil menggigit jari kelingking tangan kirinya. “Ceritain dong..” bujuk saya sambil mengelus pahanya yang masih terbungkus rok abu-abunya yang mini. Lumayanlah sebagai permulaan pemanasan, ini kesempatan kalau Nita mau making love sama saya dan kalau tidak mau paling ditolak atau ditampar atau ditinggalkan, tapi dari perasaan saya sih, sepertinya mau. “Pernah sih sama pacar, tapi itu dulu sebelum putus” “Kok putus, kenapa emangnya?” tanyaku sambil tangan kiri saya memegang pinggangnya yang langsing. “Sebetulnya Nita sayang sama dia, kalau cuma making love sich tidak apa-apa” “Yang penting pake kondom supaya aman” “Terus apa masalahnya?” “Ya itu, making lovenya agak aneh, masak Nita diikat dulu” “Wah, itu sich namanya ada kelainan namanya, harusnya dengan lembut” “Oh ya, Abang kalau making love sama tamunya secara lembut ya” “Tentu saja, maka banyak cewek yang senang dengan cara yang romantis dan lembut” “Asyik dong” “Mau nyobain nggak?” tantang saya sambil mengelus tangan kirinya yang ternyata sangat halus. “Wuhh.. Maunya tuch” jawab Nita mencibirkan bibirnya yang seksi. “Pegang aja boleh nggak ya?” tanya saya mengiba dan tangan kanan saya mulai mengelus-ngelus pahanya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dengan lembut. “Emh.. Gimana ya.. Dikit aja ya” jawab Nita mengejutkan saya yang tadinya cuma bercabang, eh tidak tahunya dapat durian runtuh. “Nita, mau bagian mana dulu?” goda saya sambil mengelus punggungnya yang halus. “Ih genit ah..” cabangnya manja. Saya naikkan tangan kanan saya mencoba menjamah payudara kirinya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dan kelihatannya tidak ada penolakan dari Nita. Dengan perlahan lehernya saya cium perlahan dan jamahan tangan saya berubah menjadi remasan supaya membangkitkan gairahnya. Ternyata Nita adalah tipe cewek yang libidonya cepat naik. Cerita Dewasa di Mobil “Geli.. Bang..” rintihnya pelan, tangan kirinya membantu tangan kanan saya untuk lebih aktif meremas payudara kiri dan kanannya secara bergantian. Lehernya yang putih saya cium dan jilat semakin cepat. “Sst.. pe.. lan.. Bang..” Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nita menurunkan tangan saya dan tangannya dengan terampil melepas tiga kancing atas bajunya serta mengarahkan tangan saya masuk ke dalam baju seragam SMU-nya dan tangan kirinya mengusap pipi saya. Tangan kananku yang sudah separuh masuk baju seragamnya langsung masuk juga dalam BH-nya yang ternyata berwarna putih polos. Gundukan payudaranya ternyata sudah keras dan tanpa menunggu aba-aba saya remas payudaranya dengan perlahan, kadang-kadang saya pelintir puting susunya. “Bang.. Sst.. Mmh.. Yang ki.. ri.. sst..” rintihnya pelan takut kedengaran. “Nita, boleh nggak saya ci..” belum sempat habis pertanyaan saya, Nita sudah mencium saya dengan lembut yang kemudian saya balas ciumannya. Semakin lama lidah saya mencari lidah Nita dan kami pun berciuman dengan mesra, bahkan saling menjilat bibir masing-masing. Sambil berciuman, kancing baju atas seragam Nita yang tersisa itu pun langsung saya lepas hingga tampaklah payudaranya dengan jelas. Kembali saya cium payudaranya. Selama beberapa menit berciuman, kuluman dan hisapan pada putingnya membikin Nita bertambah merintih dan mendesis, untung saja pada saat itu masih sepi dan bukan hari libur atau hari minggu. “Mmh.. gan.. ti.. sst.. kiri.. sstt..” rintih Nita memberi aba-aba sambil tangan meraih kepala saya dan menggeser serta menekan pada payudaranya. “Ter.. Us.. Sst.. Bang..” Tangan kanan saya yang sedang berada di pusarnya turun merayap masuk ke dalam rok abu-abunya dan mengelus vaginanya yang masih terbungkus CD searah jarum jam. “Sst.. Terus.. Bang” rintih Nita yang ikut membantu menyingkapkan rok abu-abu SMU-nya ke atas hingga pantatnya yang putih menyentuh paha saya yang masih terbungkus celana jins. Setelah beberapa saat, saya masukkan tangan kanan ke dalam CD putihnya yang ternyata ditumbuhi bulu halus yang terawat rapi dan saya usap beberapa menit. Cerita Sex Ngentot dalam mobil “Sst.. Bang.. Ge.. Li.. Mmh..” gumam Nita pelan sambil matanya menatap setengah sayu. Gerakan jari tangan saya keluar masukkan ke dalam vaginanya yang mulai basah. “Mmh.. Sst.. Enak.. Bang.. Te.. Rus.. Agak cepe.. tan.. Sst” “Sst.. Ya.. Nah.. Sst.. Gitu” rintih Nita yang kelihatan mulai terangsang hebat. Tangan kiri saya yang tadinya hanya mengusap-usap pinggangnya jadi aktif mengusap payudara kirinya dan saya percepat permainan tangan pada vaginanya dan tiba-tiba saja Nita menjepit tangan saya dan disusul keluarnya cairan putih, berarti Nita telah orgasme yang pertama. “Mmh.. Nikmat juga ya rasanya Bang” gumam Nita sambil memandangku sayu. “Mau nggak ngerasain si boy?” bujuk saya melihat Nita yang sedang terangsang berat. “Mmh..” gumannya pelan, agak ragu Nita menjawab tapi akhirnya Nita pindah ke belakang mobil, wah tambah asyik nich. Saya juga berpindah ke belakang mobil sambil melepas celana jins serta CD saya hingga bagian bawah saya bugil dan atasnya masih memakai kaos, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada orang lewat. “Bang.. Pelan aja” guman Nita pelan sambil melepas CD putihnya hingga Nita sekarang bagian bawah atasnya juga bugil cuma memakai baju seragam SMU-nya tanpa BH. “Ya, Sayang, kupakai kondom dulu ya supaya aman” jawab saya sambil mengambil posisi duduk menghadap ke depan dan mengarahkan Nita dalam posisi saya pangku serta menghadap saya. Pantatnya yang semok saya pegang dengan kedua tangan dan memberi arahan pada Nita. “Pegangin si boy, ya tangan kanan” pinta saya pada Nita yang memegang kontolku dan mengarahkan ke vaginanya yang masih sempit. “Nanti Nita dorong ke bawah ya, kalau udah pas kontolnya” “Aduh.. Sakit..” rintih Nita karena kontol saya meleset pada bibir vaginanya. Kembali saya arahkan kontol pada lubang vaginanya, pada usaha keempat, bless akhirnya masuk kepala dulu. “Sst.. Pe.. Lan.. Bang..” Rintih Nita sambil memegang tangan kiri saya dengan tangan kanannya dan mengigit bibir bawahnya dengan pelan. “Pertamanya sakit kok, tapi agak lama juga enak” rayu saya sambil mendorong pinggulnya ke bawah hingga lama kelamaan, bless.. “Akhh..” jerit Nita lirih karena kontol saya semuanya masuk dalam vaginanya. “Gimana rasanya?” “Sakit sich, tapi.. Geli..” gumam Nita mencium saya dengan lembut. Dengan perlahan saya sodok vaginanya naik turun hingga Nita mendesis lirih. “Sst.. Agak.. ee.. tengah.. sst..” rintih Nita lirih sambil menggoyangkan pinggulnya hingga sodokan dan goyangan itu menimbulkan bunyi clop.. clop.. clop.., begitu kira-kira. Semakin lama sodokan saya percepat disertai dengan goyangan Nita yang makin Nitar hingga tangan saya kewalahan menahan posisi vaginanya agar pas pada kontol saya yang keluar masuk makin cepat. Bahkan payudaranya bergoyang-goyang ke atas ke bawah, kadang membentur muka saya, sungguh nikmat sekali pembaca sekaNitan. “Barengan ya keluarnya ya.. Mmh..” perintah saya pada Nita karena sepertinya lahar putih saya sudah sampai puncaknya, jadi saya berusaha bertahan beberapa menit lagi. “Mmhm.. Sst.. Ya.. Bang..” “Ce.. Petan.. Sst.. Bang..” rintih Nita sambil memeluk dan menjepit saya dengan keras. Rupanya Nita sudah mencapai puncaknya dengan goyangannya yang makin keras. “Ssrtss.. Seka.. Rang.. Sst.. Akhkk..” jerit Nita karena keluarnya cairan putih itu yang berbarengan dengan bobolnya pertahanan saya, secara bersaman kami saling memeluk menikmati sensasi yang luar biasa itu. Beberapa saat kami masih berpelukan disertai tetesan keringat membasahi badan padahal mobil masih menjalankan AC-nya hampir full. “Gimana rasanya, puas nggak” tanya saya sambil mencium bibirnya yang indah itu. “Ternyata enak juga making love sama Om Abang” “Lain sama pacarnya Nita, agak kasar sich” celotehnya sambil melepaskan pelukan saya dan memakai kembali CD dan BH-nya yang berwarna putih itu, setelah Nita kembali memakai seragam sekolahnya dan tentu saya juga, jam telah menunjukkan pukul siang. “Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau Om Abang kutraktir” “Boleh saja, sekarang kita kemana?” tanya saya melihat Nita menjalankan mobilnya menuju kota. “Pulang dong” jawabnya manja. “Lho, terus saya ngapain” “Nanti kukenalin sama mamanya Nita dan adiknya Nita, mau nggak Om?” “Okey..” Ternyata Nita tinggal di perumahan mewah, pantas bawanya mobil. Tampak seorang wanita yang anggun dan cantik berusia kurang lebih 47 tahun sedang membaca sebuah majalah. Tapi yang menarik perhatian saya, baju longdress yang dikenakannya dengan belahan atas yang rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang berwarna putih itu, mungkin lebih besar daripada punya Nita, tingginya kira-kira 163 cm/50 kg. Cerita Hot Crot di mobil “Selamat siang Bu” sapa saya sopan. “Selamat siang Pak” jawabnya ramah sambil bersalaman dengan saya. “Ini Ma, guru privat matematika Nita yang baru, rencananya sich abis makan siang kita belajar” “Oh ini to, yang namanya Pak Abang yang sering diceritain Nita” “E.. Eh.. Ya..” jawab saya tergagap-gagap karena begitu lihainya Nita memperkenalkan saya sebagai guru privatnya, pelajaran matematika lagi, aduh.. gawat padahal saya tidak bisa apa-apa. Setelah berbicara dengan ibunya mengenai les dan biaya tetek bengek lainnya, disepakati bahwa les privat cuma bisa saya lakukan dua minggu, itu pun harinya selang seling. Siang itu saya makan bersama Nita setelah ditinggal ibunya pergi keluar dan baru pulang sore hari. Nita sudah berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos ketat khas ABG. “Gila kamu Nita, nanti kalau ketahuan ibumu gimana?” “Tenang aja Om, mama itu jarang kok nyampurin urusan Nita” “Oh, gitu” “Katanya Om mau ngajarin Nita” goda Nita penuh arti sambil mengerling nakal. Ini baru namanya surga dunia, setelah puas makan kami mengobrol sambil menonton film DVD yang dibawa Nita. Selama dua minggu itu sebelum Nita akhirnya pindah ke Jakarta, kami sering making love tanpa sepengetahuan mamanya, pokoknya hampir tiap bertemu dengan berbagai posisi, yang sering di mobil, kamar tidur, kamar mamanya, bahkan di suatu acara ulang tahun mamanya, saya diundang. “Gimana Bang, ramai nggak ulang tahun mama saya?” “Wah, ramai sekali, pasti papamu pejabat ya?” “Ah enggak kok, Papa itu pengusaha” “Oh gitu” jawab saya sambil memperhatikan Nita yang malam itu memakai gaun yang sungguh indah, apalagi belahan atas gaunnya sungguh rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang putih itu, mungkin tidak pake BH, gaunnya yang berwarna hijau cuma sebatas di atas lutut. Bahkan kalau Nita duduk dan saya perhatikan gaun bawahnya, mungkin dengan sengaja Nita membuka gaun bawahnya hingga memperlihatkan CD-nya yang berwarna merah muda itu. Wow, sungguh membuat si boy berontak, tapi saya pura-pura cool saja. Cerita Mesum di dalam Mobil “Bang, Nita lagi pengin nich, gimana?” tanya Nita tiba-tiba sambil mendekat pada saya. “Kita cari ruangan yuk” ajak saya yang kebetulan tadi melihat ruangan dekat taman sedang kosong. “Lho kok ke sini, apa tidak ke kamar?” tanya Nita heran. “Bosan ah di kamar, cari variasi lain, mau nggak?” “Ayo, cepetan waktunya mepet nich” gandeng Nita terburu-buru. “Nita, kamu malam ini can..” belum sempat saya berkata romantis sudah dipotong Nita dengan ciumannya yang melumat bibir saya dengan ganas, kami pun berciuman dengan alot sambil tangan saya masuk ke belahan gaunnya dan meremas payudaranya dengan gemas. “Mmh..” gumam Nita karena bibirnya sudah menyatu dengan bibir saya sambil tangannya membuka resleting celana panjang saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah berdiri sejak tadi. Beberapa menit kami saling melakukan ciuman dan remasan hingga akhirnya Nita mendorong saya perlahan. “Ayo Bang, buka celanamu” perintah Nita sambil melepas CD saya dan Nita mengambil posisi berjongkok untuk menghisap kontolku dengan sedotan yang agak keras. “Pe.. Lan.. Aja..” pinta saya pada Nita karena kerasnya hisapan Nita hingga semua kontol saya masuk pada mulutnya. Beberapa menit telah berlalu dan saya sungguh tidak tahan dengan posisi tersebut. “Gantian dong..” pinta saya pada Nita sambil saya berjongkok dan membuka CD merah mudanya serta menghisap vaginanya dan mencari biji kacangnya, menghisap dan menjilat sampai dalam vaginanya hingga semakin banyak cairan yang keluar dan Nita semakin merintih-rintih dalam posisi berdiri. “Sst.. Isep.. Yang keras.. Bang.. Sst..” “Udah Bang.. Sst.. Ayo..” rintihan dan celotehan Nita meminta saya untuk memasukkan si boy ke dalam vaginanya. Kami sekarang berdiri tapi Nita menghadap ke tembok, saya singkap gaunnya dari belakang, dengan dibantu Nita saya berusaha menyodokkan kontol saya dari belakang pantatnya. Akhirnya masuk semua kontol saya dalam vaginanya, sodokan demi sodokan dengan cepat membuat Nita merintih meminta saya segera mengakhiri permainan itu, beberapa puluh menit kemudian.. “Sst.. Ayo.. Bang.. Sst.. Keluarin..” “Nita udah pegel nich sst..” rintih Nita lirih karena kami jarang melakukannya dalam posisi berdiri. “Sst.. Aduh.. Akhkk..” Dan akhirnya croott.. croot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan dengan jeritan Nita. Itulah malam terakhir kami sebelum Anita dan mamanya pindah ke Jakarta mengikuti tugas papanya yang saya dengar dipromosikan jadi general manager di sana. Selamat jalan Nita, sampai ketemu lagi lain waktu, dan kalau kamu membaca cerita ini, jangan lupa ya kasih komentarmu bagian mana yang kurang. Making Love Dengan Gadis SMA di Dalam Mobil by – Cerita Dewasa, Cerita Seks Hot, Cerita Mesum, Cerita ngewe, Cerita Panas, Cerita Ngentot, Kisah Pengalaman Seks, Cerita Porno, Cerita Bokep indo.

Taklupa kuberi tips pada petugas jaga pagi itu. Kemudian kami menuju mobil dan segera melesat kembali ke kota. Aku antar dulu Wiwik ke terminal bus. Sesampai di terminal bus, kami segera berpisah. Cerita Dewasa Wanita Haus Di Tinggal Suami. Agustus 2, 2022. Cerita Sex Belajar Bermain Dengan Teman. Agustus 2, 2022. Cerita Erotis Kamu Dia

Life12 Real Life Stories About Doing It In The CarCars evoke autonomy and adventure the purr of the motor responding to your touch, the way your heart rate quickens as your speed increases. It's no wonder that having sex in the car, according to a new study, remains a rite of passage across America. For many young pleasure seekers, exploring parts unknown in the backseat is just as important as learning to maneuver a vehicle on the open at the University of South Dakota recently surveyed 706 undergraduates about their auto-erotic tendencies. Of the 195 male and 511 female subjects, 60 percent reported having sex in a parked car starting around the age of 17. Men tended to view car sex more favorably than women did, but most found it “an enjoyable sexual and romantic adventure" — and not just a one-off hookup, either. Eighty-four percent of subjects reported having car sex with a serious romantic partner. "People are having sex in their cars because it’s the only place they have! I think it’s always been bit awkward and uncomfortable and always will be,"relationship therapist Aimee Hartstein, LCSW tells Bustle. "It’s all about convenience, privacy, and access."Study author Cindy Struckman-Johnson told The Daily Beast that parked car sex is “a behavior that’s tied to serious dating, which some people think is dying out.” On the contrary. Millennials "don't date" just as much as they "don't have car sex," apparently, because some practices will never go out of honor of this timeless act, I sourced 12 anecdotes from folks about their experiences with sex on Mary L."I was dating this guy when I was a freshmen in college and he was mega hot. He picked me up from my house one night and he drove me to this parking lot [at a store] that was kind of empty and dark. We were drying humping at first and then things got really hot and heavy. Right when we were about to f*ck, a cop pulls up next to us with bright lights and the dude jumped out of nervousness and right when the cop knocked on the car window, he got his cock stuck in his jean zipper exposing not only his member, but its bleeding foreskin. The poor guy was so embarrassed and on top of the embarrassment, he got a summons and was told not to go to that [store] ever again."2. Janie C."A 1995 Saturn is not a good car to have sex in. It's got bucket seats in the front AND back. No leverage."3. Jocelyn L."A gal I was dating years ago took me to Cali to a friends goth/fetish wedding and after the wedding we drove to a party. On the way, she finger f*cked me riding down Santa Monica blvd. It was pretty hot also for the fact that people could see as we were sometimes stuck in traffic."4. Rob N."So I had my first girlfriend, as in, she was literally my first EVERYTHING, in High School. I was 15. And I was really really really horny. We would drive deep into the woods behind the Cobb County animal rescue and put the seats of my 1995 Toyota Camry down and, like, TRY to do it? I realize now we both faked to put an end to what was otherwise a recurring overly long make-out session."5. Kate K."I'm 17 years old, and had been dating my 19-year-old boyfriend C. for about a year at this point. We'd had sex a couple times prior to this evening, but it was never very...eventful. It was a Friday night, we're driving home from a show, and we realize that we're ahead of schedule; I'd told my dad I'd be home at 11 and it was barely 10 We decided to pull off down a little dirt road, made our way a few feet into the woods, and turned the headlights off. I pulled my panties off, hopped on top of him, and got down to it. Halfway through after he'd unexpectedly managed to belatedly pop my cherry — I'm guessing the angle had something to do with it we saw lights pull up behind us. I launched myself off of his lap, pulled my bloodied undies and jeans up as quickly as I could, and sat there in abject horror as a state trooper stomped up and shone his flashlight in the car window. He asked us for ID, but after a few nailbitten moments, grudgingly allowed us to drive off. The thought of my dad's reaction had the scenario played out differently still haunts my dreams to this day."6. Chris M"My first car sex happened in the parking lot of a church. I was 19 and at a party with friends and had brought along a girl I was into who was a mutual friend of my guitar player. It started getting hot in the house so I went outside to try to cool off. The girl I brought came outside to talk and flirt and such. She asked "So I know you from somewhere else than just a mutual friend." I replied, "Yeah, from your dreams." Beyond all reason or human explanation, that worked. She pounces on me and we began making out on the hood of my car. At this point, party goers had begun gathering outside to also beat the heat, and some of them started coming closer to watch us. After a bit of time I wanted to go down on her so I picked her up and threw her on the hood, ripped her panties off from under her skirt and started going down on her. As more people gathered, I decided it was time for a REAL show, so we stood up, stripped off our clothes and I bent her over the hood. We had sex on top of my car for about 25 minutes in front of about a dozen people. It was EXHILARATING! I'm not usually much of an exhibitionist but that was intense."7. Marc C."So, my ex and I were at her place, but she had friends staying there. At first, we were pretty shy about having sex in the house so, we obviously went for the next option her car. The car was really small, so that was the first clue that this wasn't gonna go great. She unlocks her car, we hop in the back, and we start trying to have ~*relations*~. She lays down, but part of her is hanging off the seat. We manage to get her top and underwear off with some miracle moves and contortion, and I get to trying to eat her out. Mind you, there's no room for me to sit in front of her for that, so I scrunch into fetal position in front of her and I'm trying really hard to put the work in, but my knees start to hurt my chest and I just give up. She kept talking about wanting to try it again the next day, but I was honestly so turned off by the whole experience, I was prepared to deal with not having any sex until her friends left the next week."8. Eva W."I was living with my mom at the time and he was living an hour away. Much of our dates were spent in cars, because we didn’t really have a place to hang out. In terms of doing sexy things, it was totally off limits. There was no privacy whatsoever. The only thing that we could do was car sex. We had a code word if we wanted to leave my mom's house and have sex which was to "get ice cream." One night we looked at each other and said we had to get ice cream. My mom lived by a huge stretch of desert, totally untouched land. Lots of dirt and cacti and beautiful trees. So all we had to do was drive a couple blocks away from my house and park in the desert and have car sex. We did it all the time without issue, but one night we were having sex and it was getting really hot and heavy and all of a sudden I notice some really bright lights coming from behind us. I started to panic and thought it was a car approaching. I didn't see any cars but this light was still shining really, really bright. Then I realize that I can hear a helicopter circling above us, and the police are shining their floodlights into our car. I start the car and start driving away, and the helicopter is flying really, really low, and I'm swerving the car and trying to evade the police and I'm speeding really fast. At one point it just turned off the lights and flew away. That was the last time we ever had car sex."9. Ronnie Z."My first sex was car sex. I was 16. She was 18. It took place in front of a punk club in Hallandale Florida in 1981. Christine looked like a girl that Varga misplaced, and desperately wanted back. I remember she was wearing tight black jeans and pumps, and as she got closer to me and my friends, or as I call them, the semi-glamorous disasters of my youth, I noticed a Clash pin on her crimson red tube top which was buckling under the strain. This has got to be a self-fulfilling hallucination I thought. No high school girl looked like her. We hung out and made out and with a belly full of Boonesfarm Tickle Pink and I escorted her to my car. She handed me a pill and without taking my eyes off of her I swallowed it with the warm wine backwash. 'What was that,' I asked as the windows steamed. 'A Quaalude,' she replied with a mischievous grin. Then with Soft Cell's 'Tainted Love' playing I finally lost what could never be returned...I also threw up all over both of us. Amazingly we dated for a few months before she went to college. Only the smell of Tickle Pink in my car lasted longer."10. Jason T."One time, this guy and I were hanging out all night, being adorable and such, and ended up driving up a mountain to watch the sunrise. One thing leads to another, and we start hooking up. Eventually, we start hearing these loud impact noises every 15 minutes, but at this point the windows are fogged up, and we can't see out of the car and are too pre-occupied to care. We get back to business, and the noises start becoming more frequent. Eventually we finish, and the guy, still naked, rolls down the window to check what's up. It turns out that the entire time we were f*cking, an archery team had shown up to practice, and we were literally parked on the range."11. Krystal S."We had only been Facebook friends until he spotted me IRL at a party one night thrown by mutual friends near the beach. Flash forward a few minutes and we are somehow making out, because apparently being internet friends is all the familiarity you need to get something going. I asked him if he'd ever had sex in a car — which he hadn't — and I proceeded to lead him back to mine. It was kind of chilly out, but luckily I was prepared with a pair of scissors, so I just cut a hole in the crotch of my tights for easy access. It wasn't my first ride at the car sex rodeo."12. Stephen H."After a first date with a woman I met on online, I got her a cab to take her home to Harlem and then invited myself into the cab with her. I was, of course, hoping to be invited in when she arrived at her apartment, but she said she didn't want to bring a strange man into her apartment when her young daughter was there. Fair enough. So I went down on her in the backseat of the cab. She seemed to enjoy it plenty, there wasn't time for her to reciprocate before we arrived uptown, and the next day when I emailed inquiring when we might see each other again, she replied that she had never done something like that before and that she had done it with me and enjoyed it which worried her. Oh well."Images Fotolia; Giphy
Akusangat menikmati jepitan anus gadis alim itu di kontolku, menikmati pijatan di kontolku Cerita Dewasa Nikmatnya Memek Ibu Haji DuniaGelap Uncategorized January 7, 2019 2 Minutes Cerita Dewasa - Pada waktu KKN di suatu daerah terpencil di Jawa Tengah (Di suatu desa kecil yang belum terjangkau angkutan dari arah kota, bahkan untuk mencapai jalan raya yang dilalui mobil angkutan, harus

Wangi juga bau parfumnya, mana rok abu-abunya span lagi, si boy jadi bangkit nich. Wah, kalo bisa making love sama Nita, asyik juga.. Huh dasar lagi mumet nich otak, maunya si boy saja. “Nda, Nita boleh tanya nggak?” “Boleh aja, Nanda itu orangnya terbuka kok en’ fair, mau nanya apa?” “Kalo tamu ceweknya Nanda ngajak jalan-jalan, bayar nggak?” “Oh itu, ya terserah ceweknya, pokoknya keliling Lombok ditanggung senang dech” “Masalah hotel, akomodasi dan lain-lain ditanggung tamu, gitu” “Kalo making love gimana?” tanya Nita antusias. “Kalo making love sich, terserah tamunya, kalo suka sama Nanda, ayo aja” “Biasanya Nanda selama ini dibayar berapa sich?” “Ya, kira-kira lima ratus ribu sampai satu jutaan” “Itu berapa hari?” “Terserah tamunya aja mau berapa hari, okey, puas?” “Mmh..” guman Nita seperti ingin menanyakan sesuatu tapi ragu-ragu. “Kalo Nita udah pernah dicium belum atau udah pernah making love?” tanyaku. “Ih, si Om nanyanya gitu” “Ah, nggak usah malu sama Nanda, ceritain aja” “Belum sich Nda, cuma kalo nonton BF sering” “Jangan ditonton aja, praktek dong sama pacar” tantang saya sambil menepuk pundaknya. “Pacarnya Nita itu agak aneh kok” “Gimana kalo praktek sama Nanda, ditanggung senang dan tidak bakalan hamil” “Hush, jangan aneh-aneh Nda, Nita udah punya pacar lho” “Nggak aneh kok, kalo praktek pacar-pacaran” rayu saya, sepertinnya ada peluang nich. Saya harus merayunya supaya Nita tidak ragu-ragu lagi. “Iya sich, tapi..” jawabnya ragu-ragu. Setelah selesai membalas email yang masuk, saya berencana mengajak Nita ke pantai Senggigi, siapa tahu ada kesempatan, ya nggak pembaca. Ternyata Nita itu tinggal bersama ibunya yang masih berusia 47 tahun dan suaminya tugas keluar pulau selama beberapa bulan. “Mau nggak ke pantai jalan-jalan, tadi Nita naik apa?” “Naik mobil, pake mobil Nita aja” ajaknya bersemangat sambil menggandeng tangan saya seperti Om dan keponakannya. Baca Juga Sex Dengan Pembantuku Yang Cantik Dan Bahenol Ternyata mobilnya memakai kaca rayban gelap dan ber-AC lagi, jadi siang itu kami meluncur ke pantai senggigi dan sebelumnya kami membeli beberapa camilan dan saya juga membeli kondom, biasa.. he.. he.. Nita menjalankan mobil dengan santai, tapi saya jadi tegang terutama si boy dan bukan mobilnya yang jalan santai yang membuat saya tegang, rok abu-abunya itu lho. Sudah span, pas duduk dalam mobil otomatis bertambah pendek saja hingga memperlihatkan setengah bagian pahanya yang putih mulus dan masih kencang. Koleksi Foto Terbaru 2019 “Eh, Nda kok bengong, ngelamun jorok ya?” “Eh.. Eh.. Nggak juga” jawab saya tergagap-gagap. “Terus kenapa Liatin pahanya Nita terus” “Badanmu itu bagus kok, rajin fitnes ya?” “Pasti, supaya badan Nita tetap fit dan seksi. Gimana, seksi nggak?” tanyanya tersenyum. “Seksi bo! Eh Nita parkir aja yang di pojok tuch” tunjukku pada sebuah pojokan, agak menjauh dari jalan raya dan terlindungi oleh pepohonan, asyik nih siapa tahu bisa indehoy. “Bagus juga tuch tempatnya” jawab Nita setuju sambil memarkirkan mobilnya hingga pas dengan lebatnya pepohonan, yang kalau dari jalan raya tidak kelihatan dan juga tempatnya sepi, jauh dari pemukiman dan lalu lalang orang, paling-paling orang yang berjalan di pantai, itupun agak samar-samar. Mudah-mudahan pembaca tidak bingung membayangkan ilustrasi tempat yang saya ceritakan. Setelah Nita parkir, kami saling curhat tentang masalah pribadi Nita yang belum pernah making love dan ibunya yang sering kesepian ditinggal suaminya pergi. “Ngomongnya nggak enak ya kalo kita berjauhan begini” “Maksud Nanda..” “Nita duduk aja dekat Nanda” “Tapi kursi itu kan cuma satu” “Ayo dong Nita, duduk sini kupangku” rayu saya sambil menarik tangan kanannya. “Malu ah, dilihat orang” jawabnya ragu-ragu sambil melihat ke arah pantai. “Berarti kalau nggak ada orang nggak malu dong” ujarku sambil menarik tangannya agar mendekat pada saya. “Ya.. Nggak gitu” jawabnya ragu-ragu. “Saya udah jinak kok apalagi si boy ini paling jinak” goda saya lagi sambil menunjuk kontol saya yang sudah agak menggembung. “Ih jorok ih” jawabnya tertawa pelan. “Mau nggak?” “Emm.. Bagaimana ya” “Mau dech..” dan akhirnya dengan paksaan sedikit dan si Nita yang ragu-ragu untuk duduk, saya berhasil menariknya bahkan Nita duduk dengan sedikit ragu. Saya pangku Nita sambil melihat kembali ke arah pantai. Posisi Nita yang saya pangku menyamping hingga kalau melihat ke pantai agak menoleh sedikit. Posisi itu sungguh enak dan kelihatan si Nita juga menikmatinya, kelihatan dari tangan kanannya yang melingkar pada bahu saya. “Oh ya, Nanda mau nanya hal pribadi, boleh nggak?” “Boleh aja, Nita itu orangnya terbuka kok” jawabnya sambil menggeser pantatnya supaya tidak terlalu merosot. Wah si boy saya jadi berdiri gara-gara si Nita memperbaiki posisi duduknya hingga pantatnya yang semok semakin mepet sama si boy. Coba pembaca bayangkan seperti posisi saya saat ditemani cewek SMU berumur 18 tahun yang bongsor dan seksi, pasti si boy mau berontak keluar, so pasti coy. “Nita pernah nggak making love?” “Mmh.. Gimana ya” jawab Nita ragu-ragu sambil menggigit jari kelingking tangan kirinya. “Ceritain dong..” bujuk saya sambil mengelus pahanya yang masih terbungkus rok abu-abunya yang mini. Lumayanlah sebagai permulaan pemanasan, ini kesempatan kalau Nita mau making love sama saya dan kalau tidak mau paling ditolak atau ditampar atau ditinggalkan, tapi dari perasaan saya sih, sepertinya mau. “Pernah sih sama pacar, tapi itu dulu sebelum putus” “Kok putus, kenapa emangnya?” tanyaku sambil tangan kiri saya memegang pinggangnya yang langsing. “Sebetulnya Nita sayang sama dia, kalau cuma making love sich tidak apa-apa” “Yang penting pake kondom supaya aman” “Terus apa masalahnya?” “Ya itu, making lovenya agak aneh, masak Nita diikat dulu” “Wah, itu sich namanya ada kelainan namanya, harusnya dengan lembut” “Oh ya, Nanda kalau making love sama tamunya secara lembut ya” “Tentu saja, maka banyak cewek yang senang dengan cara yang romantis dan lembut” “Asyik dong” “Mau nyobain nggak?” tantang saya sambil mengelus tangan kirinya yang ternyata sangat halus. “Wuhh.. Maunya tuch” jawab Nita mencibirkan bibirnya yang seksi. “Pegang aja boleh nggak ya?” tanya saya mengiba dan tangan kanan saya mulai mengelus-ngelus pahanya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dengan lembut. “Emh.. Gimana ya.. Dikit aja ya” jawab Nita mengejutkan saya yang tadinya cuma bercanda, eh tidak tahunya dapat durian runtuh. “Nita, mau bagian mana dulu?” goda saya sambil mengelus punggungnya yang halus. “Ih genit ah..” candanya manja. Sexy Hd Photo Saya naikkan tangan kanan saya mencoba menjamah payudara kirinya yang masih terbungkus seragam sekolahnya dan kelihatannya tidak ada penolakan dari Nita. Dengan perlahan lehernya saya cium perlahan dan jamahan tangan saya berubah menjadi remasan supaya membangkitkan gairahnya. Ternyata Nita adalah tipe cewek yang libidonya cepat naik. Cerita Dewasa di Mobil “Geli.. Nda..” rintihnya pelan, tangan kirinya membantu tangan kanan saya untuk lebih aktif meremas payudara kiri dan kanannya secara bergantian. Lehernya yang putih saya cium dan jilat semakin cepat. “Sst.. pe.. lan.. Nda..” Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nita menurunkan tangan saya dan tangannya dengan terampil melepas tiga kancing atas bajunya serta mengarahkan tangan saya masuk ke dalam baju seragam SMU-nya dan tangan kirinya mengusap pipi saya. Tangan kananku yang sudah separuh masuk baju seragamnya langsung masuk juga dalam BH-nya yang ternyata berwarna putih polos. Gundukan payudaranya ternyata sudah keras dan tanpa menunggu aba-aba saya remas payudaranya dengan perlahan, kadang-kadang saya pelintir puting susunya. “Nda.. Sst.. Mmh.. Yang ki.. ri.. sst..” rintihnya pelan takut kedengaran. “Nita, boleh nggak saya ci..” belum sempat habis pertanyaan saya, Nita sudah mencium saya dengan lembut yang kemudian saya balas ciumannya. Semakin lama lidah saya mencari lidah Nita dan kami pun berciuman dengan mesra, bahkan saling menjilat bibir masing-masing. Sambil berciuman, kancing baju atas seragam Nita yang tersisa itu pun langsung saya lepas hingga tampaklah payudaranya dengan jelas. Kembali saya cium payudaranya. Selama beberapa menit berciuman, kuluman dan hisapan pada putingnya membikin Nita bertambah merintih dan mendesis, untung saja pada saat itu masih sepi dan bukan hari libur atau hari minggu. “Mmh.. gan.. ti.. sst.. kiri.. sstt..” rintih Nita memberi aba-aba sambil tangan meraih kepala saya dan menggeser serta menekan pada payudaranya. “Ter.. Us.. Sst.. Nda..” Tangan kanan saya yang sedang berada di pusarnya turun merayap masuk ke dalam rok abu-abunya dan mengelus vaginanya yang masih terbungkus CD searah jarum jam. “Sst.. Terus.. Nda” rintih Nita yang ikut membantu menyingkapkan rok abu-abu SMU-nya ke atas hingga pantatnya yang putih menyentuh paha saya yang masih terbungkus celana jins. Setelah beberapa saat, saya masukkan tangan kanan ke dalam CD putihnya yang ternyata ditumbuhi bulu halus yang terawat rapi dan saya usap beberapa menit. “Sst.. Nda.. Ge.. Li.. Mmh..” gumam Nita pelan sambil matanya menatap setengah sayu. Gerakan jari tangan saya keluar masukkan ke dalam vaginanya yang mulai basah. “Mmh.. Sst.. Enak.. Nda.. Te.. Rus.. Agak cepe.. tan.. Sst” “Sst.. Ya.. Nah.. Sst.. Gitu” rintih Nita yang kelihatan mulai terangsang hebat. Tangan kiri saya yang tadinya hanya mengusap-usap pinggangnya jadi aktif mengusap payudara kirinya dan saya percepat permainan tangan pada vaginanya dan tiba-tiba saja Nita menjepit tangan saya dan disusul keluarnya cairan putih, berarti Nita telah orgasme yang pertama. “Mmh.. Nikmat juga ya rasanya Nda” gumam Nita sambil memandangku sayu. “Mau nggak ngerasain si boy?” bujuk saya melihat Nita yang sedang terangsang berat. “Mmh..” gumannya pelan, agak ragu Nita menjawab tapi akhirnya Nita pindah ke belakang mobil, wah tambah asyik nich. Saya juga berpindah ke belakang mobil sambil melepas celana jins serta CD saya hingga bagian bawah saya bugil dan atasnya masih memakai kaos, untuk berjaga-jaga siapa tahu ada orang lewat. “Nda.. Pelan aja” guman Nita pelan sambil melepas CD putihnya hingga Nita sekarang bagian bawah atasnya juga bugil cuma memakai baju seragam SMU-nya tanpa BH. “Ya, Sayang, kupakai kondom dulu ya supaya aman” jawab saya sambil mengambil posisi duduk menghadap ke depan dan mengarahkan Nita dalam posisi saya pangku serta menghadap saya. Pantatnya yang semok saya pegang dengan kedua tangan dan memberi arahan pada Nita. “Pegangin si boy, ya tangan kanan” pinta saya pada Nita yang memegang kontolku dan mengarahkan ke vaginanya yang masih sempit. “Nanti Nita dorong ke bawah ya, kalau udah pas kontolnya” “Aduh.. Sakit..” rintih Nita karena kontol saya meleset pada bibir vaginanya. Kembali saya arahkan kontol pada lubang vaginanya, pada usaha keempat, bless akhirnya masuk kepala dulu. “Sst.. Pe.. Lan.. Nda..” Rintih Nita sambil memegang tangan kiri saya dengan tangan kanannya dan mengigit bibir bawahnya dengan pelan. “Pertamanya sakit kok, tapi agak lama juga enak” rayu saya sambil mendorong pinggulnya ke bawah hingga lama kelamaan, bless.. “Akhh..” jerit Nita lirih karena kontol saya semuanya masuk dalam vaginanya. “Gimana rasanya?” “Sakit sich, tapi.. Geli..” gumam Nita mencium saya dengan lembut. Dengan perlahan saya sodok vaginanya naik turun hingga Nita mendesis lirih. “Sst.. Agak.. ee.. tengah.. sst..” rintih Nita lirih sambil menggoyangkan pinggulnya hingga sodokan dan goyangan itu menimbulkan bunyi clop.. clop.. clop.., begitu kira-kira. Semakin lama sodokan saya percepat disertai dengan goyangan Nita yang makin liar hingga tangan saya kewalahan menahan posisi vaginanya agar pas pada kontol saya yang keluar masuk makin cepat. Bahkan payudaranya bergoyang-goyang ke atas ke bawah, kadang membentur muka saya, sungguh nikmat sekali pembaca sekaNitan. Penikmat Hijab “Barengan ya keluarnya ya.. Mmh..” perintah saya pada Nita karena sepertinya lahar putih saya sudah sampai puncaknya, jadi saya berusaha bertahan beberapa menit lagi. “Mmhm.. Sst.. Ya.. Nda..” “Ce.. Petan.. Sst.. Nda..” rintih Nita sambil memeluk dan menjepit saya dengan keras. Rupanya Nita sudah mencapai puncaknya dengan goyangannya yang makin keras. “Ssrtss.. Seka.. Rang.. Sst.. Akhkk..” jerit Nita karena keluarnya cairan putih itu yang berbarengan dengan bobolnya pertahanan saya, secara bersaman kami saling memeluk menikmati sensasi yang luar biasa itu. Beberapa saat kami masih berpelukan disertai tetesan keringat membasahi badan padahal mobil masih menjalankan AC-nya hampir full. “Gimana rasanya, puas nggak” tanya saya sambil mencium bibirnya yang indah itu. “Ternyata enak juga making love sama Om Nanda” “Lain sama pacarnya Nita, agak kasar sich” celotehnya sambil melepaskan pelukan saya dan memakai kembali CD dan BH-nya yang berwarna putih itu, setelah Nita kembali memakai seragam sekolahnya dan tentu saya juga, jam telah menunjukkan pukul siang. “Sebagai tanda terima kasih, gimana kalau Om Nanda kutraktir” “Boleh saja, sekarang kita kemana?” tanya saya melihat Nita menjalankan mobilnya menuju kota. “Pulang dong” jawabnya manja. “Lho, terus saya ngapain” “Nanti kukenalin sama mamanya Nita dan adiknya Nita, mau nggak Om?” “Okey..” Ternyata Nita tinggal di perumahan mewah, pantas bawanya mobil. Tampak seorang wanita yang anggun dan cantik berusia kurang lebih 47 tahun sedang membaca sebuah majalah. Tapi yang menarik perhatian saya, baju longdress yang dikenakannya dengan belahan atas yang rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang berwarna putih itu, mungkin lebih besar daripada punya Nita, tingginya kira-kira 163 cm/50 kg. Cerita Hot Crot di mobil “Selamat siang Bu” sapa saya sopan. “Selamat siang Pak” jawabnya ramah sambil bersalaman dengan saya. “Ini Ma, guru privat matematika Nita yang baru, rencananya sich abis makan siang kita belajar” “Oh ini to, yang namanya Pak Nanda yang sering diceritain Nita” “E.. Eh.. Ya..” jawab saya tergagap-gagap karena begitu lihainya Nita memperkenalkan saya sebagai guru privatnya, pelajaran matematika lagi, aduh.. gawat padahal saya tidak bisa apa-apa. Setelah berbicara dengan ibunya mengenai les dan biaya tetek bengek lainnya, disepakati bahwa les privat cuma bisa saya lakukan dua minggu, itu pun harinya selang seling. Siang itu saya makan bersama Nita setelah ditinggal ibunya pergi keluar dan baru pulang sore hari. Nita sudah berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos ketat khas ABG. “Gila kamu Nita, nanti kalau ketahuan ibumu gimana?” “Tenang aja Om, mama itu jarang kok nyampurin urusan Nita” “Oh, gitu” “Katanya Om mau ngajarin Nita” goda Nita penuh arti sambil mengerling nakal. Ini baru namanya surga dunia, setelah puas makan kami mengobrol sambil menonton film DVD yang dibawa Nita. Selama dua minggu itu sebelum Nita akhirnya pindah ke Jakarta, kami sering making love tanpa sepengetahuan mamanya, pokoknya hampir tiap bertemu dengan berbagai posisi, yang sering di mobil, kamar tidur, kamar Nanda, bahkan di suatu acara ulang tahun mamanya, saya diundang. “Gimana Nda, ramai nggak ulang tahun mama saya?” “Wah, ramai sekali, pasti papamu pejabat ya?” “Ah enggak kok, Papa itu pengusaha” Putih Abu Abu “Oh gitu” jawab saya sambil memperhatikan Nita yang malam itu memakai gaun yang sungguh indah, apalagi belahan atas gaunnya sungguh rendah hingga memperlihatkan payudaranya yang putih itu, mungkin tidak pake BH, gaunnya yang berwarna hijau cuma sebatas di atas lutut. Bahkan kalau Nita duduk dan saya perhatikan gaun bawahnya, mungkin dengan sengaja Nita membuka gaun bawahnya hingga memperlihatkan CD-nya yang berwarna merah muda itu. Wow, sungguh membuat si boy berontak, tapi saya pura-pura cool saja. Cerita Mesum di dalam Mobil “Nda, Nita lagi pengin nich, gimana?” tanya Nita tiba-tiba sambil mendekat pada saya. “Kita cari ruangan yuk” ajak saya yang kebetulan tadi melihat ruangan dekat taman sedang kosong. “Lho kok ke sini, apa tidak ke kamar?” tanya Nita heran. “Bosan ah di kamar, cari variasi lain, mau nggak?” “Ayo, cepetan waktunya mepet nich” gandeng Nita terburu-buru. “Nita, kamu malam ini can..” belum sempat saya berkata romantis sudah dipotong Nita dengan ciumannya yang melumat bibir saya dengan ganas, kami pun berciuman dengan alot sambil tangan saya masuk ke belahan gaunnya dan meremas payudaranya dengan gemas. “Mmh..” gumam Nita karena bibirnya sudah menyatu dengan bibir saya sambil tangannya membuka resleting celana panjang saya dan meremas-remas kontol saya yang sudah berdiri sejak tadi. Beberapa menit kami saling melakukan ciuman dan remasan hingga akhirnya Nita mendorong saya perlahan. “Ayo Nda, buka celanamu” perintah Nita sambil melepas CD saya dan Nita mengambil posisi berjongkok untuk menghisap kontolku dengan sedotan yang agak keras. “Pe.. Lan.. Aja..” pinta saya pada Nita karena kerasnya hisapan Nita hingga semua kontol saya masuk pada mulutnya. Beberapa menit telah berlalu dan saya sungguh tidak tahan dengan posisi tersebut. “Gantian dong..” pinta saya pada Nita sambil saya berjongkok dan membuka CD merah mudanya serta menghisap vaginanya dan mencari biji kacangnya, menghisap dan menjilat sampai dalam vaginanya hingga semakin banyak cairan yang keluar dan Nita semakin merintih-rintih dalam posisi berdiri. “Sst.. Isep.. Yang keras.. Nda.. Sst..” “Udah Nda.. Sst.. Ayo..” rintihan dan celotehan Nita meminta saya untuk memasukkan si boy ke dalam vaginanya. Kami sekarang berdiri tapi Nita menghadap ke tembok, saya singkap gaunnya dari belakang, dengan dibantu Nita saya berusaha menyodokkan kontol saya dari belakang pantatnya. Akhirnya masuk semua kontol saya dalam vaginanya, sodokan demi sodokan dengan cepat membuat Nita merintih meminta saya segera mengakhiri permainan itu, beberapa puluh menit kemudian.. “Sst.. Ayo.. Nda.. Sst.. Keluarin..” “Nita udah pegel nich sst..” rintih Nita lirih karena kami jarang melakukannya dalam posisi berdiri. “Sst.. Aduh.. Akhkk..” Dan akhirnya croott.. croot.. Keluarlah lahar putih itu bersamaan dengan jeritan Nita. Komunitas Sepak bola Indonesia

. 410 217 202 278 366 432 426 457

cerita dewasa di mobil